![]() |
| Asap tebal dan api membubung saat kebakaran besar melanda beberapa blok apartemen di Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong, Rabu, 26 November 2025. |
JAKARTA, GebrakNasional.Com - Sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman di Hong Kong hangus dilalap si jago merah, pada Rabu, 26 November 2025.
Dalam peristiwa itu, empat Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban, dua di antaranya meninggal dunia.
Kobaran api membakar perancah bambu yang terpasang di tiga blok apartemen sebelum menyebar ke bagian lainnya pada gedung-gedung permukiman tersebut.
Sebanyak dua orang WNI dilaporkan tewas dalam peristiwa itu. Dua orang WNI lain dilaporkan terluka.
"KJRI Hong Kong telah berkoordinasi intensif dengan Hong Kong Police Force (HKPF) untuk memonitor kondisi lapangan. Hingga saat ini, dua orang WNI dinyatakan meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka," ujar Juru Bicara Kemlu, Vahd Nabyl kepada wartawan, Kamis, 27 November 2025.
Kemlu menginformasikan semua korban merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor domestik. KJRI Hong Kong akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta pihak-pihak lain yang terkait peristiwa itu.
"KJRI Hong Kong terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta pihak-pihak lain yang terkait untuk memantau perkembangan situasi dan memberikan pendampingan lanjutan kepada WNI yang terdampak, termasuk penyediaan tempat singgah sementara dan logistik pada gedung KJRI Hong Kong," ujarnya.
KJRI Hong Kong juga telah menghubungi keluarga WNI terdampak untuk menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam.
KJRI Hong Kong juga berupaya memberikan kejelasan informasi dan menginformasikan langkah penanganan selanjutnya terkait hal itu.
"KJRI juga terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan agen ketenagakerjaan setempat terkait guna pengurusan repatriasi jenazah serta hak-hak terkait," ujarnya.
Diketahui, Polisi Hong Kong menangkap tiga orang pria terkait kebakaran maut di apartemen. Polisi menduga kebakaran besar ini dipicu oleh bahan-bahan yang mudah terbakar tersimpan di salah satu lantai apartemen selama pekerjaan pemeliharaan.
Dilansir AFP, Kamis, 27 November 2025, Polisi Hong Kong telah menangkap tiga orang pria terkait kebakaran tersebut.
Ketiga orang pria tersebut ditangkap setelah bahan-bahan yang mudah terbakar tertinggal selama pekerjaan pemeliharaan dan menyebabkan api "menyebar dengan cepat di luar kendali".
Api yang besar pertama kali membakar perancah bambu di beberapa blok apartemen Wang Fuk Court di distrik utara Tai Po, yang sedang menjalani perbaikan di seluruh kompleks.
Otoritas Hong Kong telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court, distrik Tai Po. Penyebab kebakaran sejauh ini masih misterius.
Sekretaris Keamanan Hong Kong, Chris Tang, seperti dilaporkan televisi RTHK dan dilansir CNN menyebut, kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah gedung apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court menyebar dengan cara yang "tidak biasa".
Tiga pria telah ditangkap otoritas berwenang Hong Kong atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran mematikan tersebut.
Ketiga orang yang ditangkap terdiri atas dua direktur dan seorang konsultan perusahaan konstruksi setempat. Kepolisian Hong Kong menuduh ketiganya telah melakukan "kelalaian berat".
Penyebab kebakaran tersebut belum bisa dipastikan oleh otoritas setempat. Masih banyak pertanyaan terkait kebakaran itu yang belum bisa dijawab otoritas berwenang Hong Kong.
Pertanyaan itu mencakup mengapa blok-blok apartemen tidak dievakuasi lebih cepat setelah api mulai menyebar dari gedung pertama, dan apakah material yang mudah terbakar, termasuk papan polystyrene yang menghalangi jendela beberapa apartemen, mungkin turut berkontribusi pada kebakaran itu.
Kepolisian Hong Kong menemukan nama perusahaan konstruksi pada papan polystyrene yang ditemukan petugas pemadam kebakaran menghalangi beberapa jendela di kompleks apartemen yang terbakar.
Otoritas berwenang menduga material konstruksi lain yang ditemukan di apartemen tersebut -- termasuk jaring pelindung, kanvas, dan penutup plastik -- tidak memenuhi standar keselamatan.
"Papan polystyrene ini sangat mudah terbakar dan api menyebar dengan sangat cepat," kata Direktur Dinas Pemadam Kebakaran setempat, Andy Yeung.
"Keberadaan papan-papan itu tidak biasa, jadi kami telah melaporkan insiden ini kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut," imbuhnya.
Sementara itu, pemimpin pemerintah Hong Kong, John Lee mengatakan, otoritas perumahan kota akan menyelidiki apakah lapisan pelindung yang digunakan untuk menutupi bangunan permukiman itu selama renovasi cukup tahan api.
"Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku," ujarnya.
Perancah bambu yang dipasang di sekitar bagian luar gedung apartemen yang sedang dalam perbaikan, yang disebut-sebut sebagai kemungkinan penyebab kebakaran itu, juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi.
Perancah bambu, yang secara luas masih digunakan oleh pekerja konstruksi di Hong Kong, diduga membuat kobaran api menyebar dengan cepat ke blok-blok apartemen lainnya di kompleks permukiman Wong Fuk Court, yang total memiliki delapan gedung setinggi 31 lantai dan menyediakan 2.000 unit apartemen.
Jumlah korban tewas dalam kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah gedung apartemen di Hong Kong bertambah menjadi sedikitnya 55 orang.
Sebagian besar kebakaran telah berhasil dikendalikan, namun api masih tampak berkobar di beberapa unit apartemen.
Departemen pemadam kebakaran Hong Kong, seperti dilansir AFP dan CNN mengatakan dalam konferensi pers terbaru bahwa sebanyak 51 orang di antaranya tewas di lokasi kejadian, sedangkan empat orang lainnya meninggal di rumah sakit.
Kepala Departemen Pemadam Kebakaran setempat, Andy Yeung mengatakan, salah satu korban tewas merupakan seorang petugas pemadam berusia 37 tahun, yang ditemukan dengan luka bakar pada wajahnya sekitar setengah jam setelah dia kehilangan kontak dengan rekan-rekan pemadam lainnya di lokasi.
Konsulat Republik Indonesia di Hong Kong mengatakan, dua korban tewas di antaranya diidentifikasi sebagai WNI yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga migran.
Sebanyak 123 orang lainnya, termasuk delapan petugas pemadam kebakaran, mengalami luka-luka.
Juru Bicara Pemerintah Hong Kong menyampaikan, sebanyak 61 korban luka kini menjalani perawatan di rumah sakit, dengan 15 orang di antaranya dalam kondisi kritis, 27 orang dalam kondisi serius dan 19 orang lainnya dalam kondisi stabil.
Pemimpin Pemerintah Hong Kong, John Lee mengatakan, sebanyak 279 orang belum diketahui keberadaannya, atau dinyatakan hilang, sejak kebakaran terjadi.
Para petugas pemadam kebakaran dalam pernyataan terpisah menyebut pihaknya telah berhasil melakukan kontak dengan beberapa orang yang dinyatakan hilang. Untuk saat ini, tidak diketahui secara jelas berapa jumlah orang yang masih hilang.
Menurut Lee, lebih dari 900 orang mengungsi di tempat-tempat penampungan sementara.
Para petugas pemadam kebakaran terus menyisir kompleks apartemen yang masih terbakar untuk mencari orang-orang yang hilang.
Kompleks permukiman Wong Fuk Court yang dilanda kebakaran itu memiliki delapan gedung, masing-masing setinggi 31 lantai, yang menyediakan total 2.000 unit apartemen. Dari delapan gedung yang ada di kompleks tersebut, hanya satu gedung yang tak terdampak kebakaran.
Kebakaran yang melalap empat gedung di antaranya, menurut laporan AFP, telah berhasil dipadamkan. Sedangkan api yang berkobar pada tiga blok apartemen lainnya telah berhasil dikendalikan, meskipun belum padam sepenuhnya. (*/red)

Tidak ada komentar:
Tulis komentar