![]() |
| Gedung-gedung tinggi di Gaza hancur dibom Israel. |
JAKARTA, GebrakNasional.Com – Militer Israel memperluas serangannya di dalam dan sekitar Kota Gaza. Serangan itu sebagai upaya meningkatkan tekanan terhadap kelompok Palestina, Hamas
Dilansir AFP, Minggu, 07 September 2025, serangan udara Israel minggu ini telah meratakan dua gedung tinggi di Kota Gaza sementara pasukan mengintensifkan operasi mereka di daerah tersebut, yang bertujuan untuk menaklukkan pusat kota terbesar di wilayah Palestina tersebut.
“Kami memperdalam manuver di pinggiran Kota Gaza dan di dalam Kota Gaza sendiri,” kata Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kepada para Menteri di awal Rapat Kabinet, menurut sebuah video yang dibagikan oleh kantornya.
Israel belum mengumumkan secara terbuka dimulainya serangan besar-besaran untuk merebut Kota Gaza, yang disetujui kabinet Netanyahu bulan lalu, tetapi pasukan telah mengintensifkan pengeboman dan operasi di daerah tersebut selama berminggu-minggu.
“Kami menghancurkan infrastruktur. Kami merobohkan menara-menara teridentifikasi sebagai tempat kelompok,” kata Netanyahu.
Militer Israel mengklaim bahwa dua gedung tinggi yang diratakan dalam serangan baru-baru ini digunakan oleh Hamas untuk memantau pasukan Israel--sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok Palestina tersebut.
Eskalasi ini telah memicu kekhawatiran akan memburuknya kondisi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan bagi warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.
Netanyahu mengatakan, Israel telah menetapkan zona kemanusiaan lain untuk memungkinkan penduduk sipil di Gaza pindah ke daerah aman.
Pada Sabtu, 06 September 2025, pesawat Israel menjatuhkan ribuan selebaran di atas wilayah barat Kota Gaza yang mendesak penduduk untuk mengungsi, menurut saksi mata dan seorang jurnalis AFP.
Netanyahu mengatakan, sekitar 100 ribu penduduk telah meninggalkan Kota Gaza, menuduh Hamas berusaha mencegah evakuasi dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Mustafa Al-Jamal, yang tinggal di Kota Gaza mengatakan, ia tidak berencana untuk pergi.
Ia mengatakan, wilayah di Gaza selatan tempat penduduk dievakuasi telah berulang kali dibom meskipun telah dinyatakan sebagai zona aman.
“Ke mana kami bisa pergi? Kami tidak punya uang, tidak punya tenda, tidak punya rumah, tidak punya makanan,” ujarnya.
Para demonstran Israel turun ke jalan pada Sabtu, 06 September 2025, untuk menuntut pemerintah mereka agar membatalkan keputusan mereka untuk menguasai Kota Gaza, karena khawatir akan nasib para sandera yang diyakini masih ditawan di sana.
“Saya sangat terpukul dengan kenyataan bahwa tentara Israel saat ini menguasai Gaza, demi para sandera, demi para tentara, demi rakyat di Gaza -- ini adalah perang politik,” kata Edith, seorang demonstran di Yerusalem yang menolak menyebutkan nama lengkapnya. (*/red)

Tidak ada komentar:
Tulis komentar