Minggu, 10 Agustus 2025

Bahas Akhir Perang di Ukraina, Putin dan Trump Akan Bertemu di Alaska

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan pada awal pertemuan di Helsinki, Finlandia, 16 Juli 2018. 

JAKARTA, GebrakNasional.Com Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus untuk menegosiasikan akhir dari perang di Ukraina.


Hal tersebut diumumkan Trump pada Jumat, 08 Agustus 2025.


Trump membuat pengumuman tersebut setelah ia mengatakan bahwa kedua belah pihak, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat menyelesaikan konflik tiga setengah tahun tersebut.


Kesepakatan tersebut kemungkinan dapat mengharuskan Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayahnya.


Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat sebelumnya, Trump mengisyaratkan kesepakatan akan melibatkan pertukaran wilayah.


“Akan ada pertukaran wilayah untuk kebaikan keduanya,” ujar Trump dilansir Reuters.


Namun, pada Sabtu, 09 Agustus 2025, Zelensky mengatakan, Ukraina tidak dapat melanggar konstitusinya terkait masalah teritorial.


“Ukraina tidak akan menghadiahkan tanah mereka kepada penjajah,” ujarnya.


Sementara Kremlin mengonfirmasi pertemuan puncak tersebut dalam sebuah pernyataan daring.


“Kedua pemimpin akan berfokus pada pembahasan opsi-opsi untuk mencapai resolusi damai jangka panjang atas krisis Ukraina,” kata ajudan Putin, Yuri Ushakov.


“Ini jelas akan menjadi proses yang menantang, tetapi kami akan terlibat di dalamnya secara aktif dan penuh semangat,” kata Ushakov.


Dalam pidato video kepada rakyat yang diunggah di kanal Telegramnya pada hari Sabtu, Zelenskiy mengatakan, keputusan apa pun tanpa Ukraina akan menjadi keputusan yang menentang perdamaian.


“Keputusan itu tidak akan mencapai apa pun. Ini adalah keputusan yang lahir mati. Keputusan itu tidak dapat dilaksanakan. Dan kita semua membutuhkan perdamaian yang nyata dan sejati,” ujar Zelensky.


Putin mengklaim empat wilayah Ukraina – Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson – serta semenanjung Laut Hitam Krimea, yang dianeksasinya pada 2014.


Pasukannya tidak sepenuhnya mengendalikan seluruh wilayah di keempat wilayah tersebut.


Ukraina sebelumnya telah mengisyaratkan kesediaan untuk bersikap fleksibel dalam upaya mengakhiri perang yang telah menghancurkan kota-kotanya dan menewaskan banyak tentara serta warganya.


Namun, menerima hilangnya sekitar seperlima wilayah Ukraina akan menyakitkan dan menantang secara politis bagi Zelenskiy dan pemerintahannya.


Berdasarkan kesepakatan tersebut, menurut Bloomberg, Rusia akan menghentikan serangannya di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di sepanjang garis pertempuran saat ini. (*/red)

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top