JAKARTA, GebrakNasional.Com – Militer Israel membombardir sebuah Rumah Sakit (RS) di Jalur Gaza, yang diklaim menampung militan-militan Hamas, pada Selasa, 13 Mei 2025.
Gempuran disebut menargetkan pemimpin Hamas Mohammed Sinwar.
Tel Aviv berdalih serangannya itu menargetkan Pusat Komando dan Kendali Hamas yang ada di kompleks RS tersebut.
Mohammed Sinwar, seperti dilansir CNN, Rabu, 14 Mei 2025, menjadi pemimpin de-facto Kelompok Hamas setelah militer Israel membunuh saudaranya, Yahya Sinwar, dalam serangan di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Menurut seorang pejabat senior Israel dan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, serangan udara terbaru Israel menargetkan rumah sakit di area Khan Younis itu menargetkan Mohammed Sinwar.
Serangan Israel itu, menurut badan pertahanan sipil Gaza, menewaskan sedikitnya 28 orang di sekitar RS Eropa di Khan Younis. Gempuran Israel lainnya yang menghantam RS Nasser, yang juga ada di Khan Younis, menewaskan seorang jurnalis yang dirawat akibat luka-luka imbas serangan Tel Aviv lainnya.
Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan, pasukan mereka melancarkan serangan terhadap RS Eropa di Khan Younis, dengan menargetkan para teroris Hamas di pusat komando dan kendali yang ada di infrastruktur bawah tanah pada kompleks RS tersebut.
Namun IDF tidak secara spesifik mengidentifikasi target serangan tersebut.
Kepala Keperawatan RS itu, Dr Saleh Al Hams mengatakan, rentetan serangan udara menghantam halaman rumah sakit tersebut.
Dia menyebut, beberapa orang terkubur di bawah reruntuhan usai serangan tersebut. Dr Al Hams menyebut situasinya sebagai bencana.
Tim medis, kata Dr Al Hams, berupaya memindahkan para pasien ke unit yang aman di dalam rumah sakit tersebut.
Video dari lokasi kejadian menunjukkan kepulan asap dan debu menjulang tinggi dari apa yang tampak sebagai salah satu serangan terbesar di Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Hamas menolak klaim apa pun soal Mohammed Sinwar, dengan menegaskan bahwa: “Hanya perlawanan Palestina, melalui platform resminya, yang berwenang untuk mengonfirmasi atau menyangkal apa yang dipublikasikan.”
Gempuran Israel menargetkan Mohammed Sinwar itu terjadi setelah Hamas membebaskan sandera Amerika-Israel, Edan Alexander, dalam langkah yang diklaim sebagai isyarat baik kepada Amerika Serikat (AS).
Pembebasan itu mengesampingkan Israel, karena Hamas berkomunikasi dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Serangan Tel Aviv itu juga terjadi saat perundingan untuk gencatan senjata terbaru segera dimulai di Doha, Qatar, dengan Israel mengirimkan tim.
Namun di sisi lain, serangan yang menargetkan Mohammed Sinwar itu berarti Tel Aviv berupaya membunuh sang pembuat keputusan utama Hamas yang diperlukan untuk menyegel kesepakatan potensial apa pun.
Para pejabat Israel menganggap Mohammed Sinwar sama seperti saudaranya, Yahya Sinwar, yang beraliran garis keras. Meskipun Mohammed Sinwar diyakini lebih berpengalaman secara militer.
Menurut IDF, Mohammed Sinwar memimpin Brigade Khan Younis hingga tahun 2016, dan sosoknya juga diyakini sebagai salah satu perencana utama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, bersama saudaranya, Yahya Sinwar. (*/red)

Tidak ada komentar:
Tulis komentar